BIAYA OVERHEAD PABRIK
1. PENGGOLONGAN BIAYA OVERHEAD PABRIK
Biaya overhead pabrik dapat digolongkan menjadi 3 yaitu:
1. Penggolongan biaya overhead menurut sifatnya.
Dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan, biaya overhead pabrik adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya-biaya produksi yang termasuk dalam biaya overhead pabrik dikelompokan menjadi beberapa golongan di bawah ini:
a. Biaya bahan penolong
b. Biaya reparasi dan pemeliharaan
c. Biaya tenaga kerja tidak langsung
d. Biaya yang timbul sebagai akibat penilaian terhadap aktiva tetap
e. Biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu
f. Biaya overhead pabrik lain yang secara langsung memerlukan pengeluaran uang tunai.
2. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut perilakunya dalam hubungan dengan perubahan volume produksi.
Biaya overhead pabrik dibagi menjadi 3 golongan yaitu:
a. Biaya overhead pabrik tetap
b. Biaya overhead pabrik variabel
c. Biaya overhead semivariabel.
3. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut hubunganya dengan Departemen.
Biaya overhead pabrik di bagi menjadi 2 yaitu:
a. Biaya overhead pabrik langsung departemen.
b. Biaya overhead pabrik tidak langsung departemen.
3. PENENTUAN TARIF BIAYA OVERHEAD PABRIK
Biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk atas dasar tarif yang ditentukan di muka. Berikut ini akan diuraikan alasan pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk atas dasar tariff yang ditentukan di muka dan langkah-langkah penentuan tarif biaya overhead pabrik.
Alasan pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk atas dasar tariff yang ditentukan dimuka adalah sebagai berikut:
1. Pembebanan biaya overhead pabrik atas dasar biaya yang sesungguhnya terjadi seringkali mengakibatkan berubah-ubahnya harga pokok per satuan produk yang dihasilkan dari bulan yang satu ke bulan yang lain. Apabila biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi dibebankan kepada produk, maka harga pokok produksi persatuan mungkin akan berfluktuasi karena sebagai berikut ini:
a. Perubahan tingkat kegiatan produksi dari bulan ke bulan.
b. Perubahan tingkat efisiensi produksi.
c. Adanya biaya overhead pabrik yang terjadinya secara sporadic, menyebar tidak merata selama jangka waktu setahun.
d. Biaya overhead pabrik tertentu sering terjadi secara teratur pada waktu-waktu tertentu.
2. Dalam perusahaan yang menghitung harga pokok produksinya dengan menggunakan metode harga pokok pesanan, manajemen memerlukan informasi harga pokok produksi per satuan pada saat pesanan selesai dikerjakan. Padahal ada elemen biaya overhead pabrik yang baru dapat diketahui jumlahnya pada akhir setiap bulan, atau akhir tahun.
Langkah-langkah penentuan tarif biaya overhead pabrik.
Penentuan tariff biaya overhead pabrik dilaksanakan melalui tiga tahap berikut ini:
1. Menyusun anggaran biaya overhead pabrik.
Dalam menyusun anggaran biaya overhead pabrik harus diperhatikan tingkat kegiatan (kapasitas) yang akan dipakai sebagai dasar penaksiran biaya overhead pabrik.
Macam-macam kapasitas yang dapat dipakai sebagai dasar pembuatan anggaran biaya overhead pabrik yaitu:
a. Kapasitas teoritis,
b. Kapasitas normal,
c. Kapasitas normal yang diharapkan.
2. Memilih dasar pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk.
Ada berbagai macam dasar yang dapat dipakai untuk membebankan biaya overhead pabrik kepada produk, yaitu:
a. Satuan produk
b. Biaya bahan baku
c. Biaya tenaga kerja langsung
d. Jam tenaga kerja langsung
e. Jam mesin
Factor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih dasar pembebanan yang dipakai adalah:
a. Harus diperhatikan biaya overhead pabrik yang dominan jumlahnya dalam departemen produksi
b. Harus diperhatikan sifat-sifat biaya overhead pabrik yang dominan tersebut dan eratnya hubungan sifat-sifat tersebut dengan dasar pembebanan yang akan dipakai.
Berikut ini diurakan beberapa dasar pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk sbb:
a. Satuan produk
Modle ini adalah metode yang paling sederhana dan yang langsung membebankan biaya overhead pabrik pada produk. Bebabn biaya overhead pabrik untuk setiap produk dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Contoh 1:
Taksiran biaya overhead pabrik selama 1 tahun anggaran: Rp2.000.000
Taksiran jumlah produk yang dihasilkan selama tahun anggaran tersebut adalah 4.000 unit
Tarif biaya overhead pabrik sebesar:
(Rp2.000.000:4.000) = Rp500 per unit produk
Jadi misalnya suatu pesanan sebanyak 200 unit akan dibebani biaya overhead pabrik sebesar Rp 500×200 = Rp100.000
b. Biaya bahan baku
Rumus perhitungan tariff biaya overhead pabrik adalah sebagai berikut:
|
|
Taksitan biaya bahan baku yang dipakai
Contoh 2:
Taksiran biaya overhead pabrik selama 1 tahun anggaran Rp2.000.000
Taksiran bkiaya bahan baku selama 1 tahun anggaran Rp4.000.000
Tariff biaya overhead pabrik sebesar :
(Rp2.000.000:Rp4.000.000)x 100% = 50% dari biaya bahan baku yang dipakai
c. Biaya tenaga kerja
|
|
Taksitan biaya tenaga kerja langsung
Contoh 3:
Taksiran biaya overhead pabrik selama 1 tahun anggaran: Rp2.000.000
Taksiran biaya kerja langsung selama 1 tahun anggaran: Rp5.000.000
Tariff biaya overhead pabrik sebesar:
(Rp2.000.000 : Rp5.000.000) x 100% = 40% dari biaya tenaga kerja langsung yang dipakai.
Jadi misalnya suatu pesanan menggunakan biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp20.000 (dapat dilihat pada kartu harga pokok dalam kolom biaya tenaga kerja langsung), maka pesanan ini akan dibebani biaya overhead pabrik sebesar: 40% x Rp20.000 = Rp8.000.
d. Jam tenaga kerja langsung
Tariff biaya overhead pabrik di hitung dengan rumus:
|
|
Taksitan biaya tenaga kerja langsung
Contoh 4:
Taksiran biaya overhead pabrik selama 1 tahun anggaran: Rp2.000.000
Taksiran jam tenaga kerja langsung selama 1 tahun
Anggaran tersebut: 2.000/jam
Tariff biaya overhead pabrik sebesar:
(Rp2.000.000: 2.000) = Rp 1.000 per jam tenaga kerja langsung.
Jadi misalnya suatu pesanan menggunakan jam tenaga kerja langsung sebanyak 200 jam (dapat dilihat pada kartu harga pokok dalam kolom biaya tenaga kerja langsung), maka pesanan ini akan dibebani biaya overhead pabrik sebesar: Rp 1.000 x 200 = Rp200.000.
e. Jam mesin
Tarif biaya overhead pabrik dihitung dengan rumus:
|
|
Taksiran jam kerja mesin
Contoh 5:
Taksiran biaya overhead pabrik pabrik selama 1 tahun anggaran: Rp2.000.000
Taksiran jam mesin selama tahun anggaran tersebut: 10.000 jam mesin
Tarif biaya overhead pabrik sebesar:
(Rp2.000.000 : 10.000) = Rp200 per jam mesin
Jadi misalnya suatu pesanan menggunakan jam mesin sebanyak 300 jam mesin (dapat dilihat dari laporan produksi), maka pesanan ini akan dibebani biaya overhead pabrik sebesar: Rp 300 x 200 = Rp60.000
4. PEMBEBANAN BIAYA OVERHEAD PABRIK KEPADA PRODUK ATAS DASAR TARIF
Contoh:
PT Eliona Sari
Anggaran Biaya Overhead Pabrik untuk tahun 2012
Atas Dasar Kapasitas Normal 80.000 jam mesin
No Rek | Jenis biaya | Tetap/Variabel | Jumlah |
5101 5102 5103 5104 5105 5106 5107 5108 | Biaya bahan penolong Biaya listrik Biaya bahan bakar Biaya tenaga kerja tidak langsung Biaya kesejahteraan karyawan Biaya reparasi dan pembiayaan Biaya asuransi gedung Biaya depresiasi | V V V V T T V T T T | Rp1.050.000 1.500.000 1.000.000 1.500.000 2.000.000 1.500.000 750.000 500.000 600.000 800.000 |
Jumlah | V T | Rp5.800.000 5.400.000 | |
Jumlah total Rp11.200.000 | |||
Perhitngan biaya overhead pabrik: Tariff biaya overhead pabrik variabel: Rp5.800.000:80.000 jam mesin =Rp72,50 per jam mesin Tariff biaya overhead pabrik tetap:Rp5.400.000:80.000 jam mesin =Rp67,50 per jam mesin Tariff overhead pabrik total = Rp140,00 per jam mesin Gambar 1.1 perhitungan tariff biaya overhead pabrik |
a. Pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk dalam metode full costing
Setelah tariff biaya overhead pabrik ditentukan sebesar Rp140 per jam mesin, maka produk yang diprodusi sesungguhnya dibebani dengan biaya overhead pabrik dengan menggunakan tariff tersebut. Jika dari contoh 1 PT Eliona Sari menerima 100 macam pesanan dan menghabiskan waktu pengerjaan sebanyak 75.000 jam masin dalam tahun 19X1, maka biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk adalah sebesar Rp10.500.000 (Rp140 X 750.000 jam mesin) dan dicatat dalam jurnal sbb:
Barang dalam proses biaya overhead pabrik Rp10.500.000
Biaya overhead pabrik yang dibebankan Rp10.500.000
b. Pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk dalam metode variabel costing
Jika dari contoh 1, PT Elione Sari menggunakan metode variabel costing, maka biaya overhead pabrik yang dibebankan pada produk adalah sebesar Rp5.437.500 (Rp72,50 X 75.000 jam mesin) dan dicatat dengan jurnal sbb:
Barang dalam proses biaya overhead pabrik Rp5.437.500
Biaya overhead pabrik variabel yang dibebankan Rp5.437.500
5. PENGUMPULAN BIAYA OVERHEAD PABRIK SESUNGGUHNYA
Dalam tahun berjalan, biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi dikumpulkan dalam rekening biaya overhead pabrik sesungguhnya. Misalkan melanjutkan contoh 1, biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi adalah sebesar Rp10.700.000 dengan rincian tercantum dalam gambar 1.2 selisih biaya overhead pabrik yang sesunggunya terjadi dengan dibebankan kepada produk adalah sebesar Rp200.000 (Rp10.700.000 – Rp10.500.000)
a. Pengumpulan biaya overhead pabrik sesungguhnya dalam metode full costing
PT Eliona Sari
Biaya Overhead Pabrik yang sesungguhnya terjadi tahun 2012
Pada kapasitas sesungguhnya yang dicapai 75.000 jam mesin
No Rek | Jenis biaya | Tetap/Variabel | Jumlah |
5101 5102 5103 5104 5105 5106 5107 5108 | Biaya bahan penolong Biaya listrik Biaya bahan bakar Biaya tenaga kerja tidak langsung Biaya kesejahteraan karyawan Biaya reparasi dan pembiayaan Biaya asuransi gedung Biaya depresiasi | V V V V T T V T T T | Rp1.100.000 1.450.000 750.000 1.500.000 2.000.000 1.500.000 500.000 500.000 600.000 800.000 |
Jumlah | V T | Rp5.300.000 5.400.000 | |
Jumlah total Rp10.700.000 Gambar 1.2 biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi |
Jurnal yang dibuat oleh PT Eliona Sari untuk mencatat biaya Overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi berdasarkan data dalam gambar 1.2 adalah sbb:
Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp10.700.000
Persediaan bahan penolong Rp1.100.000
Pesediaan bahan bakar 750.000
Gaji dan upah 3.500.000
Persediaan suku cadang 500.000
Pesekot asuransi gedung 600.000
Akumulasi depresiasi mesin 800.000
Kas 3.450.000
Catatan:
Biaya yang dibayang dengan kas terdiri dari:
Biaya listrik sebesar Rp1.450.000
Biaya kesehjatraan karyawan 1.500.000
Biaya reparasi dan pembiayaan tetap sebesar 500.000
Jumlah Rp3.450.000
b. Pengumpulan biaya overhead pabrik sesungguhnya dalam metode variabel costing
Jurnal yang dibuat untuk mencatat biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi berdasarkan data dalam gambar 1.2 adalah sbb:
Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp10.700.000
Persediaan bahan penolong Rp1.100.000
Pesediaan bahan bakar 750.000
Gaji dan upah 3.500.000
Persediaan suku cadang 500.000
Pesekot asuransi gedung 600.000
Akumulasi depresiasi mesin 800.000
Kas 3.450.000
Jurnal yang dibuat untuk mencatat pemisahan biayoverhead pabrik yang sesungguhnya terjadi menurut perilakunya, berdasarkan data dalam gambar 1.2 adalah sbb:
Biaya overhead pabrik variabel sesungguhnya Rp5.300.000
Biaya overhead pabrik tetap sesungguhnya 5.400.000
Biaya overhead pabrik yang sesungguhnya Rp10.700.000
c. Perhitungan dan analisis selisih biaya overhead pabrik dengan metode full costing
Jika perusahaan menggunakan metode full costing dalam penentuan harga pokok produksinya, pada akhir periode akuntansi dilakukan penghitungan selisih biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk sbb:
Biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk: 75.000 jam mesin x Rp140 =Rp10.500.000
Biaya overhead pabrik yang sesungguhnya = 10.700.000
Selisih biaya overhead pabrik 200.000
Untuk mencatat selisih biaya overhead pabrik tersebut perlu di buat 2 jurnal sbb:
a. Jurnal untuk menutup rekening biaya overhead pabrik yang dibebankan ke rekening biaya overhead pabrik sesungguhnya. Berdasarkan contoh 1, jurnal penutupan tersebut dibuat sebagai berikut:
Biaya Overhead Pabrik yang dibebankan Rp10.500.000
Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp10.500.000
b. Jurnal untuk mencatat selisih biaya overhead pabrik. Berdasarkan contoh 1, jurnal tersebut dibuat sebagi berikut:
Selisih biaya overhead pabrik Rp200.000
Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp200.000
Selisih biaya overhead pabrik sebesar Rp200.000 tersebut dapat dapat di pecah kedalam dua macam selisih (variances) sebagai berikut
1. Selisih anggaran (butget variance)
Selisih anggaran menunjukan perbedaan antara biaya yang sesungguhnya terjadi dengan taksiran biaya yang seharusnya dikeluarkan medurut anggaran. Selisih anggaran pada dasarnya berhubungan dengan biaya overhead pabrik variabel, tetapi jika biaya overhead pabrik tetap berbeda dari apa yang dianggarkan misalnya kenaikan pajak, tariff premi asuransi, atau kenaikan biaya depresiasi karena tambahan fasilitas pabrik. Hal ini juga menimbulkan selisih anggaran. Selisih anggaran dihitung sbb:
Metode I
Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp10.700.000
Biaya overhead pabrik dianggarkan, pada kapasitas yang dicapai:
Biaya overhead pabrik tetap Rp5.400.000
Biaya overhead pabrik variabel (75.000 x Rp72,50) 5.437.500
10.837.500
Selisih anggaran Rp 137.500 L
L = Laba (selisih menguntungkan)
Metode II
Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp10.700.000
Biaya overhead pabrik tetap menurut anggaran 5.400.000
Biaya overhead pabrik sesungguhnya 5.300.000
Biaya overhead pabrik yang dibebankan 5.437.500
Selisih anggaran Rp137.500 L
2. Selisih kapasitas(Idle Capacity Variance)
Selisih kapasitas disebabkan karena tidak dipakainya atau dilampauinya kapasitas yang dianggarkanya. Jumlah selisih kapasitas merupakan perbedaan antara biaya overhead pabrik tetap yang dianggarkan dengan biaya overhead pabrik tetap yang dibebankan kepada produk. Selisih kapasitas dihitung sebagai berikut:
Metode I
Biaya overhead pabrik yang dianggarkan Rp5.400.000
Biaya overhead pabrik tetap yang dibebankan kepada produk 75.000 x Rp67,50 5.062.500
Selisih kapasitas Rp337.500 R
Metode II
Kapasitas yang dianggarkan 80.000 jam mesin
Kapasitas sesungguhnya yang dicapai 75.000
Kapasitas yang tidak terpakai 5.000 jam mesin
Tarif biaya overhead pabrik tetap Rp67,50 per jam mesin
Selisih kapasitas Rp337.500 R
R= rugi (selisih yang merugikan)
Metode III
Biaya overhead pabrik yang dianggarkan pada kapasitas sesungguhnya yang dicapai:
Biaya tetap Rp5.400.000
Biaya variabel 5.437.500
Rp10.837.500
Biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk 75.000 x Rp140 Rp10.500.000
Selisih kapasitas Rp337.500 R
d. perhitungan dan analisis sesilis biaya overhead pabrik dengan metode variabel costing
jika perusahaan menggunakan metode variabel costing dalam penentuan harga pokok produksinya, pada akhir periode akuntansi dilakukan penghitungan biaya overhead parbik yang lebih atau kurang dibebankan kepada produk sbb:
biaya overhead pabrik variabel yang dibebankan kepada produk:
75.000 jam mesin X Rp72,50 Rp5.437.500
Biaya overhead pabrik variabel yang sesungguhnya 5.300.000
Selisih biaya overhead pabrik variabel Rp137.500
Untuk mencatat seslisih biaya overhead pabrik variabel tersebut perlu dibuat 2 jurnal sbb:
a. Jurnal untuk menutup rekening biaya overhead pabrik yang dibebankan kerekening biaya overhead pabrik variabel sesungguhnya. Berdasarkan contoh 1, jurnal penutupan tersebut dibuat sbb:
Biaya overhead pabrik variabel yang dibebankan Rp5.437.500
Biaya overhead pabrik variabel sesungguhnya Rp5.437.500
b. Jurnal untuk mencatat seslisih biaya overhead pabrik variabel. Berdasarkan contoh 1, jurnal tersesut dibuat sbb:
Sesisih biaya overhead pabrik variabel Rp5.437.500
Biaya overhead pabrik variabel sesungguhnya Rp5.437.500
Selisih biaya overhead pabrik variabel Rp137.500 dan jumlah ini disebut seslisih pengeluatran variable. Karena metode variabel costing tidak membebankan biaya overhead pabrik tetap kepada produk, maka tidak ada selisih yang dihitung bersangkutan dengan kapasitas (seperti halnya dengan selisih kapasitas dalam metode full costing.
6. PERLKUAN TERHADAP SELISIH BIAYA OVERHEAD PABRIK
Penyajian selisih biaya overhead dalam laporan rugi laba dilukiskan dalam gambar 1.3
Hasil penjualan Rpxxx
Harga pokok penjualan Rpxxx
Ditambah:
|
|
Laba bruto Rpxxx
Gambar 1.4 penyajian selisih biaya overhead pabrik dalam laporan laba rugi
Berikut ini adalah contoh kedua metode perlakuan terhadap selisih biaya overhead pabrik tersebut.
Metode I: Selisih Biaya Overhead Pabrik Dibagikan Kepada Rekening-rekening Persediaan dan Harga Pokok Penjualan
Misalkan dari contoh 8 tersebut, saldo rekening-rekening persediaan dan harga pokok penjualan pada akhir tahun 2012 sbb:
Persediaan produk dalam proses Rp400.000
Persediaan produk jadi 600.000
Harga pokok penjualan 7.000.000
Jumlah Rp8.000.000
Pembagian selisih biaya overhead pabrik kepada rekening-rekening persediaan dan harga pokok penjualan tercantum pada gambar 1.4
Saldo pada tanggal Saldo pada tanggal
31 Desember 2011 31 Desember 2011
Sebelum Dasar Setelah
Nama Rekening Penyesuaian Penyesuaian Penyesuaian
Selisih biaya
overhead pabrik Rp200.000
Persediaan produk (4/80)XRp200.000=
dalam proses Rp400.000 Rp10.000 Rp410.000
persediaan produk jadi 600.000 (6/80)XRp200.000=
Rp15.000 Rp615.000
Harga pokok Penjualan 7.000.000 (70/80)XRp200.000=
Rp175.000 Rp7.175.000
Rp8.000.000 Rp8.200.000
Gambar 1.4 pembegian selisih biaya overhead pabrik ke rekening-rekening persediaan dan harga pokok penjualan.
Jurnal untuk membagikan selisih biaya overhead pabrik atas dasar data tersebut diatas adalah sbb:
Persediaan produk dalam proses Rp10.000
Persediaan produk jadi 15.000
Harga pokok penjualan 175.000
Selisih biaya overhead pabrik Rp200.000
Metode II: Selisih Biaya Overhead Pabrik Diperlakukan Sebagai Pengurang atau Penambah rekening Harga Pokok Penjualan
Jurnal untuk membagikan selisih biaya overhead pabrik atas dasar data tersebut diatas adalah sbb:
Harga pokok penjualan Rp200.000
Selisih biaya overhead pabrik Rp200.000
gan mohon pencerahan, saya bingung dengan soal ini gan, ini maksudnya gimana ya, : taksiran bop dari pt.amiyori untuk bulan januari 2013 adalah sebesar Rp51000.000 dengan tingkat kapasitas yang direncakan 4000 jam tenga kerja langsung. biaya overhead pabrik yang sesungguhnya untuk bulan tersebut adalah sebesar Rp55.000.000 dengan jumlah jam tenaga kerja langsung yang digunakan sebanyak 4000 unit. hitunglah Biaya overhead pabrik yang lebih atau kurang dibebankan. mohon pencerahan gan.. terima kasih
BalasHapus. selamat pagi
gan mohon pencerahan, saya bingung dengan soal ini gan, ini maksudnya gimana ya, : taksiran bop dari pt.amiyori untuk bulan januari 2013 adalah sebesar Rp51000.000 dengan tingkat kapasitas yang direncakan 4000 jam tenga kerja langsung. biaya overhead pabrik yang sesungguhnya untuk bulan tersebut adalah sebesar Rp55.000.000 dengan jumlah jam tenaga kerja langsung yang digunakan sebanyak 4000 unit. hitunglah Biaya overhead pabrik yang lebih atau kurang dibebankan. mohon pencerahan gan.. terima kasih
BalasHapus. selamat pagi
Mohon direview artikel www.osiplastindo.com/2019/10/04/menentukan-tarif-mesin-per-jam-moldshop-di-perusahaan-injection-moulding > dalam menghitung tarif mesin per jam apakah cara memasukan biaya tenaga kerja tidak langsung sudah benar?
BalasHapusAlhamdulillah ini sangat membantu, semoga selalu sehat untuk yg telah membagikan ini dan semoga ilmunya menjadi pahala untukmu
BalasHapus