Minggu, 13 Mei 2012

guruku sayanggg....


Jadi sedih dan terharu, kemarin lasma dan teman-tenman berdiskusi mengenai adab seorang murid terhadap guru, kalau difikir-fikir kita sebagai seorang murid masih jauh sekali dalam beradab kepada guru kehidupan kita. Ketulusan dan keihklasan seorang guru yang telah memberikan ilmunya kepada kita tak terhingga nilainya dibanding dengan sikap dan belasan kita terhadap mereka yang telah banyak berjasa dalam hidup kita. Lebih miris dan sedih lagi ketika kita merasa bahwa apa yang telah mereka berikan kepada kita hanya kita hargai berupa materi dengan itu kita menganggab bahwa urusan selesai kita tak perlu membalas jasanya lagi. Padahal anggapan itu salah besar, guru merupakan pahlawan bagi kita, pahlawan tanpa tanda jasa yang selalu membela kita dalam memerangi kebodohan yang ada dalam diri kita, guru sumber ilmu dan inspirasi, dan dari gurulah kita dapat belajar tentang hidup dan kehidupan.
Kemurnian jiwanya mampu menghantarkan kita menuju terangnya cahaya kehidupan, kelelahan dan kepenatannya mampu terhapus tatkala ia melihat anak didiknya berhasil. Senyum ketulusan dan keikhlasannya selalu terpancar dari wajahnya yang penuh dengan guratan-guratan lelah. Pengabdiannya begitu nyata, ketulusan dan kebesaran jiwanya tak terhingga sepanjang masa. Mereka tak pernah meminta tetapi mereka selalu memberi. Semangat juangnya mampu menembus cakrawala.
 Namun apa salah mereka sehingga kita susah sekali untuk menengok kearah mereka ketika telah berada dipuncak kesuksesan? Bukan uangmu yang mereka butuhkan wahai sahabat, tapi senyummu, ya hanya senyummu. Seutas senyum ketulusan dari mu itu sudah lebih dari cukup untuk mereka. Melihat kesuksesanmu itu merupakan hadiah terindah dalam hidupnya. Mereka akan berkata “aku bangga kepadamu”. namun apa yang kita lakukan sahabat, jangankan untuk sekedar tersenyum dan berterima kasih atas jasa-jasanya, tidak sama sekali. Kita beranggapan bahwa keberhasilan atau kesuksesan kita karena kerja keras kita tanpa campur tangan seorangpun, bahkan kita merasa malu mengakui bahwa  ia adalah guru kita karena kini ia sudah semakin renta. Kita malu mengakui karena takut harga diri kita turun didepan teman atau rekan kerja kita karena mempunyai guru yang renta dan jadul. Padahal siaapa orang yang telah berjasa dibalik kesuksesan kita kalau bukan guru kita yang telah dengan tulus dan iklas memberikan ilmunya. bayangkan sahabat betapa sakit dan pedih nya jika seorang guru mengetahui hal itu?. Padahal gurulah yang mengajari kita membaca, menulis barhitung hingga kita menjadi sukses seperti sekarang ini. Dengan kesabaran dan penuh kasihnya ia mengajari kita untuk mengeja satu persatu huruf, merangkainya hingga menjadi sebuah kata yang mempunyai arti. Pagi-pagi ia sudah bangun mempersiapkan segalanya dan siap untuk pergi kesekolah, hanya untuk menemui dirimu, hanya dirimu sahabat tak ada yang lain dalam benaknya, hanya untuk mengejarimu sebuaah ilmu yang peroleh dulu. Ia rela meninggalkan keluarga dan rumahnya demi mengajarimu untuk membaca, menulis dan berhitung. Ia tak perduli walau hujan badaipun turun, ia tetap ingin menemui dan mengajarimu sebisa dan semampunya. Apa pernah kau dengar ia mengeluh sahabat? Tidak pernah bukan, setiap hari ia hanya bisa berdoa dan berharap kiranya engkau bisa memahami dan bisa mengerti apa yang telah ia sampaikan. Wow.. mulia sekali bukan??? Apakan sekalipun kita berfikir dan membayangkan jika seandainya guru tak tercipta didunia ini untuk mengajari kita, apakan kita semua bisa merasakan kesuksesan yang kita rasakan sekarang?? Coba dech sahabat renungkan…
Sahabat… banyak sekali yang telah kita lupakan dari jasa-jasa guru kita, yang kita lupakan bahkan sengaja kita lupakan. Durhakakah kita sebagai seorang murid sahabat? Apa yang harus kita lakukan untuk membalas jasa-jasa mereka? Mereka memang tak butuh balasan kita berupa materi tapi mereka hanya butuh pengakuan dan penghormatan.
Untuk itu sahabat marilah mulai detik ini kita harus dapat menanamkan dalam diri kita untuk selalu hormat kepada seorang guru yang telah banyak berjasa dalam hidup kita. Mereka yang selalu menginspirasi dan memotivasi kita untuk selalu semangat dan sukses dalam menjalani kahidupan ini. Hormati dan sayangi mereka seperti kita menghormati dan menyayangi kedua orang tua kita karena guru merupakan orang tua kedua bagi kita setelah orang tua kandung kita. Berdoalah selalu untuknya agar apa yang telah ia lakukan dan ia berikan kepada kita merupakan amal ibadah unggulan di mata Allah SWT untuk meraih kebahagiaan dunia maupun di akhirat aminnnn……
                                                                             Lasma
                                                Wednesday, December 01, 2010 (10:07:16 AM)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar