Jadi sedih
dan terharu, kemarin lasma dan teman-tenman berdiskusi mengenai adab seorang
murid terhadap guru, kalau difikir-fikir kita sebagai seorang murid masih jauh
sekali dalam beradab kepada guru kehidupan kita. Ketulusan dan keihklasan
seorang guru yang telah memberikan ilmunya kepada kita tak terhingga nilainya
dibanding dengan sikap dan belasan kita terhadap mereka yang telah banyak
berjasa dalam hidup kita. Lebih miris dan sedih lagi ketika kita merasa bahwa
apa yang telah mereka berikan kepada kita hanya kita hargai berupa materi
dengan itu kita menganggab bahwa urusan selesai kita tak perlu membalas jasanya
lagi. Padahal anggapan itu salah besar, guru merupakan pahlawan bagi kita,
pahlawan tanpa tanda jasa yang selalu membela kita dalam memerangi kebodohan
yang ada dalam diri kita, guru sumber ilmu dan inspirasi, dan dari gurulah kita
dapat belajar tentang hidup dan kehidupan.
Kemurnian
jiwanya mampu menghantarkan kita menuju terangnya cahaya kehidupan, kelelahan
dan kepenatannya mampu terhapus tatkala ia melihat anak didiknya berhasil.
Senyum ketulusan dan keikhlasannya selalu terpancar dari wajahnya yang penuh
dengan guratan-guratan lelah. Pengabdiannya begitu nyata, ketulusan dan
kebesaran jiwanya tak terhingga sepanjang masa. Mereka tak pernah meminta
tetapi mereka selalu memberi. Semangat juangnya mampu menembus cakrawala.
Namun apa salah mereka sehingga kita susah
sekali untuk menengok kearah mereka ketika telah berada dipuncak kesuksesan?
Bukan uangmu yang mereka butuhkan wahai sahabat, tapi senyummu, ya hanya
senyummu. Seutas senyum ketulusan dari mu itu sudah lebih dari cukup untuk
mereka. Melihat kesuksesanmu itu merupakan hadiah terindah dalam hidupnya.
Mereka akan berkata “aku bangga kepadamu”. namun apa yang kita lakukan sahabat,
jangankan untuk sekedar tersenyum dan berterima kasih atas jasa-jasanya, tidak
sama sekali. Kita beranggapan bahwa keberhasilan atau kesuksesan kita karena
kerja keras kita tanpa campur tangan seorangpun, bahkan kita merasa malu
mengakui bahwa ia adalah guru kita
karena kini ia sudah semakin renta. Kita malu mengakui karena takut harga diri
kita turun didepan teman atau rekan kerja kita karena mempunyai guru yang renta
dan jadul. Padahal siaapa orang yang telah berjasa dibalik kesuksesan kita
kalau bukan guru kita yang telah dengan tulus dan iklas memberikan ilmunya. bayangkan
sahabat betapa sakit dan pedih nya jika seorang guru mengetahui hal itu?.
Padahal gurulah yang mengajari kita membaca, menulis barhitung hingga kita
menjadi sukses seperti sekarang ini. Dengan kesabaran dan penuh kasihnya ia
mengajari kita untuk mengeja satu persatu huruf, merangkainya hingga menjadi
sebuah kata yang mempunyai arti. Pagi-pagi ia sudah bangun mempersiapkan
segalanya dan siap untuk pergi kesekolah, hanya untuk menemui dirimu, hanya
dirimu sahabat tak ada yang lain dalam benaknya, hanya untuk mengejarimu
sebuaah ilmu yang peroleh dulu. Ia rela meninggalkan keluarga dan rumahnya demi
mengajarimu untuk membaca, menulis dan berhitung. Ia tak perduli walau hujan
badaipun turun, ia tetap ingin menemui dan mengajarimu sebisa dan semampunya.
Apa pernah kau dengar ia mengeluh sahabat? Tidak pernah bukan, setiap hari ia
hanya bisa berdoa dan berharap kiranya engkau bisa memahami dan bisa mengerti
apa yang telah ia sampaikan. Wow.. mulia sekali bukan??? Apakan sekalipun kita
berfikir dan membayangkan jika seandainya guru tak tercipta didunia ini untuk
mengajari kita, apakan kita semua bisa merasakan kesuksesan yang kita rasakan
sekarang?? Coba dech sahabat renungkan…
Sahabat…
banyak sekali yang telah kita lupakan dari jasa-jasa guru kita, yang kita
lupakan bahkan sengaja kita lupakan. Durhakakah kita sebagai seorang murid
sahabat? Apa yang harus kita lakukan untuk membalas jasa-jasa mereka? Mereka
memang tak butuh balasan kita berupa materi tapi mereka hanya butuh pengakuan
dan penghormatan.
Untuk itu
sahabat marilah mulai detik ini kita harus dapat menanamkan dalam diri kita
untuk selalu hormat kepada seorang guru yang telah banyak berjasa dalam hidup
kita. Mereka yang selalu menginspirasi dan memotivasi kita untuk selalu semangat
dan sukses dalam menjalani kahidupan ini. Hormati dan sayangi mereka seperti
kita menghormati dan menyayangi kedua orang tua kita karena guru merupakan
orang tua kedua bagi kita setelah orang tua kandung kita. Berdoalah selalu
untuknya agar apa yang telah ia lakukan dan ia berikan kepada kita merupakan
amal ibadah unggulan di mata Allah SWT untuk meraih kebahagiaan dunia maupun di
akhirat aminnnn……
Lasma
Wednesday,
December 01, 2010 (10:07:16 AM)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar