Sabtu, 23 Maret 2013

APLIKASI TEORI HUMANISME DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN Teori belajar humanisme ini berusaha memahami prilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya. Selain itu aliran humanism lebih melihat pada sisi perkembangan kepribadian manusia. Pendekatan ini melihat kejadian yaitu bagaimana manusia membangun dirinya untuk melakukan hal-hal yang positif. Kemampuan bertindak positif ini yang disebut sebagai potensi manusia dan para pendidik yang beraliran humanisme biasanya memfokuskan pembelajarannya pada pembangunan kemampuan positif ini. Kemampuan positif disini erat kaitannya dengan pengembangan emosi positif yang terdapat dalam domain afektif. Emosi adalah karakteristik yang sangat kuat yang tampak dari para pendidik beraliran humanisme. Mennurut teori ini tujuan belajar adalah untuk memanusiakan manusia, proses belajar di anggap berhasil jika anak memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Penekanan dalam teori ini adalah penyelidikan efek emosi dan hubungan interpersonal terhadap terbentuknya prilaku belajar, yang melibatkan intelektual dan emosi sehingga tujuan akhir belajarnya adalah mengembangkan kepribadian peserta didik,nilai-nilai yang di anut,kemampuan sosial,dan konsep diri yang berkaitan dengan pencapaian prestasi akademik. Dengan demikian dapat dirumuskan, tujuan utama para pendidik dilihat dari teori belajar humanisme adalah membantu anak untuk mengembangkan dirinya, yaitu membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri mereka. BAB II PEMBAHASAN 1. Aplikasi Teori Humanisme dalam Pembelajaran Aplikasi teori humanisme lebih menunjukan kebebasan individu memahami materi pembelajaran untuk memperoleh informasi baru dengan caranya sendiri, selama proses pembelajaran.dalam teori ini peserta didik berperan sebagai subjek didik, peran guru dalam pembelajaran humanisme adalah fasilitator. a. Peserta Didik Dalam pembelajaran yang humanis , peserta didik ditempatkan sebagai pusat (central) dalam aktifitas belajar. Peserta didik menjadi pelaku dalam memaknai pengalaman belajarnya sendiri. Dengan demikian , peserta didik diharapkan mampu menemukan potensinya dan mengembangkan potensi tersebut secara memaksimal. Peserta didik bebas berekspresi cara-cara belajarnya sendiri. Peserta didik menjadi aktif dan tidak sekedar menerima informasi yang disampaikan oleh guru. b. Guru Peran guru dalam pembelajaran humanisme adalah menjadi fasilitator bagi para peserta didiknya dengan cara memberikan motofasi dan memfasilitasi pengalaman belajar, dengan , menerapkan strategi pembelajaran yang membuat peserta didik aktif, serta menyampaikan materinya pembelajaran yang sistematis. Peran guru sebagai fasilitator adalah : 1) Member perhatian pada penciptaan suasana awal pembelajaran (bersahabat dan tidak tegang) 2) Menciptakan suasana kelas yang menyenangkan sehingga meningkatkan peserta didik untuk mengikuti pembelajaran dengan cara menerapakan metode pembalajaran yang bervariasi. 3) Mengatur peserta didik agar bisa berkomunikasi secara langsung secara aktif dengan antar teman selama proses pembelajaran. 4) Mencoba mengatur dan menyediakan sumber-sumber untuk belajar yang palin luas dan mudah dimanfaatkan para peserta didik untuk membantu mencapai tujuan mereka. 5) Menempatkan diri sebagai suatu sumber yang fleksibel untuk dapat dimanfaatkan peserta didik baik secara individu maupun kelompok (guru dijadikan tempat untuk bertanya peserta didik tanpa peserta didik merasa takut) 6) Menanggapi dengan baik ungkapan-ungkapan didalam kelompok kelas dan menerima baik isi yang bersifat intelektual (tidak penuh dengan kritikan sehingga memotifasi peserta didik untuk mengekspresikan diri) 7) Bersikap hangat dan berusaha memahami perasaan peserta didik ( berempati) dan meluruskan dianggap kurang relevan dengan cara yang santun. 8) Dalam pembelajaran secara kelompok , dia mengambil prakarsa untuk ikut serta dalam kelompok dan mencoba mengungkapkan perasaan serta pikirannya dengan tidak menuntut dan juga tidak memaksakan, tetapi sebagai suatu andil secara pribadi yang boleh saja digunakan atau ditolak oleh peserta didik. 9) Sebagai seorang manusia yang tidak selalu sempurna , guru mau mengenali, mengakui dan menerima keterbatasan-keterbatasan diri dengan cara mau dan senang hati menerima pandangan yang lebih baik dari peserta didik. Aktifitas Selama Proses Pembelajaran Siswa berperan sebagai pelaku utama (student center) yang memaknai proses pengalaman belajarnya sendiri. Diharapkan siswa memahami potensi diri , mengembangkan potensi dirinya secara positif dan meminimalkan potensi diri yang bersifat negatif. Tujuan pembelajaran lebih kepada proses belajarnya daripada hasil belajar. Adapun proses yang umumnya dilalui adalah : a. Merumuskan tujuan belajar yang jelas b. Mengusahakan partisipasi aktif siswa melalui kontrak belajar yang bersifat jelas , jujur dan positif. c. Mendorong siswa untuk mengembangkan kesanggupan siswa untuk belajar atas inisiatif sendiri d. Mendorong siswa untuk peka berpikir kritis, memaknai proses pembelajaran secara mandiri e. Siswa di dorong untuk bebas mengemukakan pendapat, memilih pilihannya sendiri, melakukkan apa yang diinginkan dan menanggung resiko dariperilaku yang ditunjukkan. f. Guru menerima siswa apa adanya, berusaha memahami jalan pikiran siswa, tidak menilai secara normatif tetapi mendorong siswa untuk bertanggungjawab atas segala resiko perbuatan atau proses belajarnya. g. Guru menerima siswa apa adanya, berusaha memahami jalan pikiran siswa, tidak menilai secara normatif tetapi mendorong siswa untuk bertanggungjawab atas segala resiko perbuatan atau proses belajarnya. h. Memberikan kesempatan murid untuk maju sesuai dengan kecepatannya i. Evaluasi diberikan secara individual berdasarkan perolehan prestasi siswa 2. Bentuk Aplikasi pendidikan humanisme dalam Pembelajaran Mengenai bentuk aplikasi humanisme dalam pembelajaran berisi bagai mana cara berupaya menggabungkanketerampilan dan informasi kognitif, dengan segi-segi efektif, nilai-nilai dan prilaku antar pribadi. Sehubungan dengan itu dibawah ini akan diterangkan beberapa program dalam aplikasi humanisme dalam pembelajaran. a. Confluent Education Cooperative Learning adalah pendidikan yang memadukan atau mempertemukan pengalaman-pengalaman afektif dengan belajar kognitif di dalam kelas. Hal ini merupakan cara yang bagus sekali untuk melibatkan para siswa secara pribadi di dalam bahan pelajaran. Sebagai contoh misalnya, guru bahasa Indonesia memberikan tugas kepada para siswa untuk membaca sebuah novel, katakanlahmisalnya tentang “keberanian”, sebuah novel perang. Melalui tugas itu, siswa-siswa tidak hanya diharapkan memahami isi bacaan tersebut dengan baik tetapi juga memperoleh kesadaran antar pribadi yang lebih baik dengan jalan membahas pengertian-pengertian mereka sendiri mengenai keberanian dan rasa takut. Untuk keperluan itu tugas tersebut dilengkapi dengan tugas-tugas yang berkait, antara lain: 1) Mewawancarai orang-orang yang tahu tentang perang. 2) Mendengar musik perang, menulis pikiran-pikiran dan perasaan-perasaan yang timbul secara bebas, dan kemudian menghayatinya dalam kelompok-kelompok yang kecil. 3) Memperdebatkan apakah perang itu dapat dihindari ataukah tidak. 4) Membandingkan perang saudara dengan sajak-sajak perang. Melalui partisipasi dalam kegiatan seperti itu dan membicarakan bagaimana tokoh atau pahlawan tertentu dalam novel tersebut bergabung dan meniggalkan berbagai kelompok, mereka sendiri hidup bersama orang lain, kadang diterima kadang ditolak. Novel tersebut memiliki makna pribadi manakala siswa mulai berfikir tentang bagaimana mereka bereaksi dalam situasi yang serupa. b. Open Education Open Education adalah proses pendidikan terbuka. Pendidikan terbuka adalah proses pendidikan yang memberikan kesempatan kepada murid untuk bergerak secara bebas disekitar kelas dan memilih aktivitas belajar mereka sendiri. Menurut Walberg dan Tomas (1972), Open Education itu memiliki delapan kriteria, yaitu: 1) Kemudahan belajar tersedia, artinya berbagai macam bahan yang diperlukan untuk belajar tersedia, para siswa bergerak bebas di sekitar ruangan, tidak dilarang berbicara, tidak ada pengelompokkan atas dasar tingkat kecerdasan. 2) Penuh kasih sayang, hormat, terbuka dan hangat, artinya menggunakan bahan buatan siswa, guru menangani masalah-masalah tingkah laku dengan jalan berkomunikasi secara pribadi dengan siswa yang bersangkutan, tanpa melibatkan kelompok. 3) Mendiagnosa pristiwa-pristiwa belajar, artinya siswa-siswa memerikasa pekerjaan mereka sendiri, guru mengamati dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan 4) Pengajaran, yaitu pengajaran individual, tidak ada tes ataupun buku kerja. 5) Penilaian, ujudnya: guru membuat catatan, penilaian secara individual, hanya sedikit sekali diadakan tes formal. 6) Mencari kesempatan untuk pertumbuhan profesional, artinya guru menggunakan bantuan orang lain, guru bekarja dengan teman sekerjanya. 7) Persepsi guru sendiri, artinya guru mengamati semua siswa untuk memantau kegiatan mereka. 8) Asumsi tentang para siswa dan proses belajar, artinya suasana kelas hangat dan ramah, para siswa asyik melakukan sesuatu. Meskipun pendidikan terbuka memberikan kesempatan kepada para siswa untuk bergerak secara bebas de sekitar ruangan dan memilih aktifitas belajar mereka sendiri, namun bimbingan guru tetap diperlukan. c. Cooperative Learning Cooperative Learning atau belajar kooperatif merupakan fondasi yang baik untuk menigkatkan dorongan berprestasi siswa. Menurut Slavin (1980) Cooperative Learning mempunyai tiga karakteristik: 1) Siswa bekerja dalam tim-tim belajar yang kecil (4-6 orang anggota), komposisi ini tetap selama berminggu-minggu. 2) Siswa didorong untuk saling membantu dalam mempelajari bahan yang bersifat akademik atau dalam melakukan tugas kelompok. 3) Siswa diberi imbalan atau hadiah atas dasar prestasi kelompok. d. Independent Learning pembelajaran mandiri adalah proses belajar yang menuntut murid menjadi subyek yang dapat merancang, mengatur, menontrol kegiatan mereka sendiri secara bertanggung jawab. Proses ini tidak bergantung pada subyek maupun metode instruksional, melainkan kepada siapa yang belajar yaitu murid, mencakup siapa yang memutuskan tentang apa yang akan dipelajari siapa yang harus mempelajari suatu hal. BAB III KESIMPULAN Dari uraian diatas kami dapat menyimpulkan bahwa dalam dunia pendidikan seorang guru harus bisa membantu muridnya dalam proses belajar, karena siswa yang satu memiliki pribadi yang berbeda. Jika hal ini tidak dapat di atasi maka siswa akan sulit dalam melakukan atau terlibat dalam proses belajar. Pengaplikasian teori ini dalam dunia pendidikan sangatlah membantu. Dengan teori ini guru dapat mengetahui teknik yang dapat mengembangkan jiwa anak didik dalam belajar. Seperti yang kita ketahui siswa terkadang sangat sulit terlibat dalam pembelajarn di kelas dengan berbagai alasan misalnya, karena belum sarapan, kepanasan, maslah keluarga dan sebagainya. Hal inilah yang perlu diketahui oleh seorang guru. Dan juga dalam aplikasinya teori humanisme ini lebih mengutamakan siswa dalam belajar mandiri atau menentukan belajar mandiri serta adanya kebebasan bergerak atau siswa aktfi, sedangkan guru hanya sebagai fasilitator, dan memberimotivasi serta arahan dalam belajar, berfungsi juga sebagai pengawas dalam kegiatan belajar mengajar. Semoga penjelasan yang penulis sampaikan dalam makalah ini dapat berguna bagi pengembangan dunia pendidikan di Indonesia. DAFTAR PUSTAKA Soemanto, Wasty, Psikologi Pendidikan (Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan), Jakarta: Rineka Cipta, 1998. Karwono & mularsih heni.2010. belajar dan pembelajaran serta pemanfaatan garis belajar. Jakarta: Cerdas Jaya.

Kamis, 21 Maret 2013

Cinta Dalam Diamku

Entah kapan dan berawal darimana rasa itu tumbuh, aku tak ingat lagi. Bertahun-tahun silam ku tahan rasa yang tak pernah bisa ku tebak alurnya, misteri yang tak pernah bisa dipecahkan oleh teori dan argument apapun. Rasa yang semakin hari semakin sesak mengisi ruang kosong dalam hidupku. Dari waktu kewaktu ia seperti bom yang siap meledak dengan ganasnya.
Sekuat tenaga ku tekan rasa itu hingga frekuensi terendah yang ku bisa, namun rasa sakit menyiksaku, melumpuhkan setiap sendi-sendiku. Dalam diamku sesalku merasuk, aku hanya manusia kecil yang tak punya kekuatan apapun. Tertunduk lesu aku dalam diamku, Robb yang maha Rahman cintaku untuk-Mu kini terbagi.
Aku sadar akan rasa yang salah itu, namun aku semakin tak terkendali. Rasa itu semakin melekat kuat, ia begitu mengikat sulit untuk kulepaskan. Kadang aku ragu, apakah itu cinta? Atau hanya nafsu yang menjerumuskan? Entahlah..
Sebenernya aku tak begitu mengenal lelaki itu, meski ia bukan orang baru dalam hidupku. Ia adalah lelaki masa kecilku. Bisa dibilang kakak ku. Sekian lama waktu telah mendidiknya dengan baik dan beberapa tahun silam tepatnya Idul Fitri 2009 ia hadir sebagai orang baru dalam kehidupanku. Awalnya biasa, namun sosok barunya kini menjelma menjadi sosok yang mengagumkan buatku. Berawal dari komunikasi beberapa menit ia mulai mengenalku sebagai sosok gadis dewasa, bukan lagi adik kecilnya beberapa tahun silam. Komunikasi berlanjut, meski tak terlalu lancar karena dari situ rasa takut mulai menderaku. Hatiku mulai terasa aneh, ada getaran lembut ketika mendengar namanya disebut, dan aku selalu berbunga-bunga ketika membicarakannya. Rasa ini tak wajar untukku, dan ini pertama kalinya bagiku. Aku tau itu cinta.
Dari situ aku mulai menghindar darinya, bahkan akupun tak punya keberanian hanya untuk sekedar mengkangkat telfon darinya. Sebisa mungkin aku mencoba menghilangkan rasa itu, Sakit sekali, semakin kuat ku mencoba menghilangkannya semakin sakit pula rasanya. Aku takut pada Robb ku. Aku hanya ingin jatuh cinta setelah menikah, dan cinta itu hanya untuk suami yang kelak mendampingku. Aku ingin seperti Fatimah yang mencintai Ali dalam diam hingga Allah menyatukannya.
Aku memang tak pernah bisa memungkiri rasa itu sebagai fitrahku, namun menurutku waktu yang belum tepat untuk itu. Dan itulah yang membuat rasa itu salah untukku. Komunikasiku dengannya pun terputus.
Sampai pada waktu itu bulan ramadhan tahun 2010 ia hadir kembali dalam dunia mayaku, ia mulai menjadi temanku di situs jejaring sosial facebook. Kumunikasipun terjalin kembali, rasa itu mulai tumbuh lagi, semakin besar. Dan moment Idul fitri ini adalah puncaknya. Komunikasi diantara kamipun semakin lancar, namun aku tetap membatasinya hingga masih dalam taraf wajar karena aku hanya berkomunikasi lewat obrolan di facebook. aku bingung dengan keadaan ini, aku bingung dengan perasaanku, antara rasa takut dan senang. Meski hanya didunia maya namun itu sudah cukup mengobrak abrik benteng pertahanan ku yang sudah kubangun dan ku jaga selama ini.
Tahun 2012 silam kudengar kabar bahwasanya ia akan menikah dengan sorang gadis, jujur sakit sekali rasanya, aku tak pernah merasakan sesakit ini, namun aku senang kalau dia sudah menemukan jodohnya karena dengan itu aku tak perlu risau lagi dengan perasaanku. Dan dari situ aku mulai berusaha melupakan rasa itu, dan focus dengan studiku yang mulai memasuki tingkat akhir ini.
Namun dari bulan kebulan kabar tentangnya akan menikah mulai lenyap entah kemana hingga akhir tahun 2012 dan kini sampai memasuki tahun 2013 ia masih sendiri dan belum ada tanda-tanda untuk menikah.
Dan aneh nya denganku Setelah bertahun-tahun aku tetap mencintainya dalam diamku, tak pernah berkurang sedikitpun rasa itu hingga detik ini. Namun bagiku cinta dalam diamku tetap indah, karena rasa itu tetap utuh tak tersentuh, cukup aku dan Robb ku yang tau. Dan aku percaya rencana Allah itu indah. Aku tak pernah risau akan jodohku, karena aku percaya hakikat jodoh itu bukan mencari tapi mempersiapkan. Mempersiapkan diri untuk menjadi yang lebih baik, karena janji Allah benar wanita yang baik hanya untuk lelaki yang baik. ***
                                                                            Metro, Friday 22 March 2013 (02:58 AM)   

Minggu, 03 Februari 2013

"Tentang Hariku 30 Januari 2013"

Hari terindah..
Pagiku disambut dengan puluhan sms yang menghiasi monitor HP ku. penasaran kubuka satu persatu, ternyata berisi ucapan dan rangkaian doa-soa. terharuu.. subhanallah ternyata itu hari jadiku.
selang beberapa menit dari itu aku menerima panggilan telepon dari bundaku tercinta, serangkaian doa, harapan dan beberapa wejangan khas untuk anak gadisnya yang ada diperantauan yang kini sudah mulai tumbuh dewasa mulai dituturkan. spirit baru untuk hariku..
Aktivitasku hari itu terlukis indah, ketika segerombolan anak-anak manis dari lantai 2 gedung sekolah berteriak hanya untuk mengucapkan " Selamat ulang tahun ibu".. serangkaian doa mulai terdengar riuh. rasa haruku lengkap detik itu juga. Terima kasih sayang.. MAN 2 Metro memang penuh cerita.. terimakasih sahabat-sahabatku atas semua waktumu yang telah kau berikan untukku, doamu yang tak pernah habis dan atas warna-warni tinta yang telah kau goresan dalam setiap lembaran hidupku.

#Dede

Selasa, 15 Januari 2013

Pesan Pertama


#Lanjutan Cerpenku..
Sesuai dengan rencana awal malam itu setelah selesai sholat isha dan sepulangnya niki dari kamarku dengan segudang pertanyaan yang berkecamuk dibenaknya yang membuatku tersenyum, entah senyum apa tak bisa kujelaskan disini, kasihan? Ah ia tak perlu dikasihani, karena ini soal pilihan jadi aku tak bisa mengklaim bahwa ini benar atau salah.  Senyum lucu? Tak ada yang lucu disini karena ini masalh hati. Ah entahlah aku tak tau.
Perlahan ku buka laptop kesayanganku, yang sudah 3 tahun ini masih setia menemaniku tanpa ada keluhan, marah, atau tangis yang ia tampakan kepadaku. Benda kesayanganku itu begitu berjasa bagiku. Dengan berpasangan dengan modemku kini ku siap memasuki dunia maya yang kata orang dunia terindah dengan berbagai fasilitas dan life style yang wah. Google yang baik, yahoo yang bersahabat dan berbagai fasilitas lainnya yang ditawarkan secara apik disana.  Kini ku mulai search tentang referensi-referensi yang aku butuhkan dalam penulisan tugas akhirku. Lama aku berkutat dengan tulisan-tulisan dari berbagai sumber yang aku temukan. Rasa bosan mulai menjalar dan kurasa referensi yang kutemukan sudah cukup untuk bahan penambahan kajian pustaka tugas akhirku.
Kulirik jam yang tampil dilayar monitor laptop ku sudah menunjukan pukul 08.34 WIB. Ah masih ada waktu beberapa saat untuk membuka E-mail dan jejaring sosial facebook pikirku. Sudah lama sekali aku tak membuka jejaring sosial miliku itu, entahlah kapan aku terakhir membukanya aku tak ingat lagi.  Setelah ku masuk diberanda facebook ku, kulihat ada beberapa pemberitahuan, pesan dan juga permintaan pertemanan. Pertama yang kubuka adalah inbox ku. Kulihat satu persatu, yang kebanyakan disitu dari sahabat-sahabatku menanyakan kabar, undangan acara organisasi kampus, sampai dengan sapaan salam kenal dari sahabat baruku didunia maya. Ku balas pesan satu persatu, sampai kursorku berhenti disalah satu pesan dari orang yang menurutku asing, karena di dunia nyataku aku tak pernah mengenal nama itu. Fatih Abdullah, begitulah nama yang tertulis Account facebook miliknya. Keklik pesan darinya, perlahan mulai terbuka.
Fatih Abdullah: Assalamualaikum. Dunia maya yang baik selalu menyambungkan tali silaturahim, untuk sahabat baru ataupun yang lama tak bertemu. Semoga bisa saling berbagi ilmu disini. Salam kenal dari Fatih.
Aku tak tau siapa itu Fatih, dan semua tentantangnya, yang ku tau saat itu adalah seorang sahabat dunia maya yang tinggal dibelahan bumi yang tak pernah terjamah oleh jangkauan fikiranku, dan memang tak penting untuk ku tau. Namun berbagi ilmu dengannya tak ada yang salah menurutku. Tapi entah apa yang ku fikirkan menyebut nama “Fatih Abdullah” menurutku ada sesuatu yang tak terlukiskan. Ahh terlalu berlebihan menurutku, sebuah imajinasi yang menghantarkanku pada sejarah. Yah keyakinanku mulai kuat, bagaimana aku tak terlalu dekat dengan nama itu, jika kedua nama itu adalah nama orang yang berjasa bagi agamaku. “Fatih” ya nama itu diambil dari seorang ksatria penakluk konstatinopel yaitu “Muhammad Al Fatih” dan “Abdullah” adalah paman Nabi Muhammad SAW. Ahh sudahlahlah apa yang aku fikirkan terlalu jauh, this is not real, Ulya. Ini hanya dunia maya, siapa saja bisa masuk kesini. Lalu ku klik replay pada pesan Fatih Abdullah.
Milatul Ulya: Waalaikum salam. Terlalu luas ilmu itu agar kita saling berbagi. Salam kenal kembali.  Ulya.
            Beberapa detik kemudian..
Faith Abdullah: Terima kasih. Semoga setitik air bisa sedikit membasahi gersangnya gurun pasir dan tandusnya tanah yang menyemai hijaunya tanam. J
Aku tertengun ketika melihat layar monitorku menampilkan pesan balasan dari Fatih Abdullah. Susunan kata yang rapi, singkat namun mempunyai makna yang dalam. Kubaca berlulang-ulang barisan kata itu, dari gaya bahasanya seperti tak asing bagiku, seperti ku menemukan seorang didalamnya.  Orang yang kukenal? Siapa? Sahabatku? Ah pertanyaan itu tak sukses ku jawab. Namun yang ku tau dunia maya tak akan menjadi nyata untukku. Disini ku hanya bisa berimajinasi dengan apa yang tak pernah bisa kulakukan didunia nyataku. Ekspresi dari berbagai bait kata yang terpampang didinding yang tak pernah orang tau apa misteri dibaliknya. Ada perisai yang kuat antara mayaku dan nyataku seperti hati dan logikaku yang tak pernah sejalan. Bagiku dunia mayaku wajah yang tak pernah jujur pada cerminnya, orang tak akan bisa mengenalinya hanya lewat dunia maya. Bagiku maya dan nyata adalah dua arah yang bersimpangan dan tak pernah ada titik temunya, itu menurut konsep yang ku tau selama ini, tapi aku pun tak pernah manyangkal bahwa bumi itu bulat jadi dipersimpangan manapun kita memulai akan akan bertemu kembali ketempat yang pernah kita mulai, kata orang itulah takdir. Entahlah aku tak pernah mempermasalahkan tentang itu, bagiku berbicara masalah takdir adalah jawaban yang tak memerlukan Tanya. Tanpa Tanya ia akan tetap pada jawaban terindahnya. Waktu yah hanya waktu yang menjadi perisai jawaban yang tak pernah salah dan dipermasalahkan.
Terlalu lama aku tertengun menatap baris kata yang tertera dilayar monitorku. Entahlah yang jelas tak ada yang tahu tentang “teori kebetulan” disini. Yah itulah yang kupikirkan. Kulirik daftar teman yang online malam ini, cukup banyak gumamku. Dan ternyata nama “Fatih Abdullah” salah satunya, pantas cepat sekali ia membalas pesanku. Namun kata-kata terakhirnya tak segera ku balas, entahlah apakah aku tak bisa mengukir kata-kata indah seperti yang ia tulis, atau aku yang tak berniat untuk membalasnya akupun tak tau, hatiku membisu, kelu bersama dinginnya malam dan tatapan aneh layar monitorku yang tak pernah kutau maknanya. Mataku sudah mulai berat bersama baris-baris kata diberanda facebookku, kuputuskan untuk mengakhiri dunia mayaku, kumulai merajut mimpi-mimpi untuk dunia nyataku. Malam pun larut bersama nyanyian sendu sahabat malam dan music gemercik hujan. Kusiap menuju peraduan melepaskan penat dan siap menyongsong harapan yang lebih baik esok pagi. ***

Minggu, 13 Januari 2013

Rindu yang Membeku


Di batas kota malam….
Tergambar sosok tampan yg entah dimana adanya..
Jauh ku pandang ,,, seraut wajah yg hanya fatamorgana…
Ku tuliskan butiran kata…
Pada sepucuk lembaran kertas putih…
Dan ku curahkan rasa yng terpendam …
Kerinduan yang tak kunjung meredam…
Kerinduan yang tak jua tersalurkan,,,
Kini menghantui setiap mata kan terpejam…
Di kota ini aku sendirian menahan kerinduan..
Membasuh luka yang datang dg tiba- tiba..
Aku dilema,,,
Karnamu yang slalu menyulutkan kerinduan..
Karnamu yng tak jua sirna dari fikiran….
Semkin ku lari,,,
Semakin kencang rasa itu mengejar langkah ini…

Dimana sang surya kan terang menyejukan….
Dimana malam kan terasa kehangtan …
Jika semua hanya gurauan,,