#Lanjutan Cerpenku..
Sesuai
dengan rencana awal malam itu setelah selesai sholat isha dan sepulangnya niki
dari kamarku dengan segudang pertanyaan yang berkecamuk dibenaknya yang
membuatku tersenyum, entah senyum apa tak bisa kujelaskan disini, kasihan? Ah
ia tak perlu dikasihani, karena ini soal pilihan jadi aku tak bisa mengklaim
bahwa ini benar atau salah. Senyum lucu?
Tak ada yang lucu disini karena ini masalh hati. Ah entahlah aku tak tau.
Perlahan
ku buka laptop kesayanganku, yang sudah 3 tahun ini masih setia menemaniku
tanpa ada keluhan, marah, atau tangis yang ia tampakan kepadaku. Benda
kesayanganku itu begitu berjasa bagiku. Dengan berpasangan dengan modemku kini
ku siap memasuki dunia maya yang kata orang dunia terindah dengan berbagai
fasilitas dan life style yang wah. Google yang baik, yahoo yang bersahabat dan
berbagai fasilitas lainnya yang ditawarkan secara apik disana. Kini ku mulai search tentang
referensi-referensi yang aku butuhkan dalam penulisan tugas akhirku. Lama aku
berkutat dengan tulisan-tulisan dari berbagai sumber yang aku temukan. Rasa
bosan mulai menjalar dan kurasa referensi yang kutemukan sudah cukup untuk
bahan penambahan kajian pustaka tugas akhirku.
Kulirik
jam yang tampil dilayar monitor laptop ku sudah menunjukan pukul 08.34 WIB. Ah
masih ada waktu beberapa saat untuk membuka E-mail dan jejaring sosial facebook
pikirku. Sudah lama sekali aku tak membuka jejaring sosial miliku itu, entahlah
kapan aku terakhir membukanya aku tak ingat lagi. Setelah ku masuk diberanda facebook ku, kulihat
ada beberapa pemberitahuan, pesan dan juga permintaan pertemanan. Pertama yang
kubuka adalah inbox ku. Kulihat satu persatu, yang kebanyakan disitu dari
sahabat-sahabatku menanyakan kabar, undangan acara organisasi kampus, sampai
dengan sapaan salam kenal dari sahabat baruku didunia maya. Ku balas pesan satu
persatu, sampai kursorku berhenti disalah satu pesan dari orang yang menurutku
asing, karena di dunia nyataku aku tak pernah mengenal nama itu. Fatih
Abdullah, begitulah nama yang tertulis Account facebook miliknya. Keklik pesan
darinya, perlahan mulai terbuka.
Fatih
Abdullah: Assalamualaikum. Dunia maya
yang baik selalu menyambungkan tali silaturahim, untuk sahabat baru ataupun
yang lama tak bertemu. Semoga bisa saling berbagi ilmu disini. Salam kenal dari
Fatih.
Aku tak
tau siapa itu Fatih, dan semua tentantangnya, yang ku tau saat itu adalah
seorang sahabat dunia maya yang tinggal dibelahan bumi yang tak pernah terjamah
oleh jangkauan fikiranku, dan memang tak penting untuk ku tau. Namun berbagi
ilmu dengannya tak ada yang salah menurutku. Tapi entah apa yang ku fikirkan
menyebut nama “Fatih Abdullah” menurutku ada sesuatu yang tak terlukiskan. Ahh
terlalu berlebihan menurutku, sebuah imajinasi yang menghantarkanku pada
sejarah. Yah keyakinanku mulai kuat, bagaimana aku tak terlalu dekat dengan
nama itu, jika kedua nama itu adalah nama orang yang berjasa bagi agamaku. “Fatih”
ya nama itu diambil dari seorang ksatria penakluk konstatinopel yaitu “Muhammad
Al Fatih” dan “Abdullah” adalah paman Nabi Muhammad SAW. Ahh sudahlahlah apa
yang aku fikirkan terlalu jauh, this is not real, Ulya. Ini hanya dunia maya,
siapa saja bisa masuk kesini. Lalu ku klik replay pada pesan Fatih Abdullah.
Milatul
Ulya: Waalaikum salam. Terlalu luas ilmu
itu agar kita saling berbagi. Salam kenal kembali. Ulya.
Beberapa
detik kemudian..
Faith
Abdullah: Terima kasih. Semoga setitik
air bisa sedikit membasahi gersangnya gurun pasir dan tandusnya tanah yang
menyemai hijaunya tanam. J
Aku
tertengun ketika melihat layar monitorku menampilkan pesan balasan dari Fatih
Abdullah. Susunan kata yang rapi, singkat namun mempunyai makna yang dalam.
Kubaca berlulang-ulang barisan kata itu, dari gaya bahasanya seperti tak asing
bagiku, seperti ku menemukan seorang didalamnya. Orang yang kukenal? Siapa? Sahabatku? Ah
pertanyaan itu tak sukses ku jawab. Namun yang ku tau dunia maya tak akan
menjadi nyata untukku. Disini ku hanya bisa berimajinasi dengan apa yang tak
pernah bisa kulakukan didunia nyataku. Ekspresi dari berbagai bait kata yang
terpampang didinding yang tak pernah orang tau apa misteri dibaliknya. Ada
perisai yang kuat antara mayaku dan nyataku seperti hati dan logikaku yang tak
pernah sejalan. Bagiku dunia mayaku wajah yang tak pernah jujur pada cerminnya,
orang tak akan bisa mengenalinya hanya lewat dunia maya. Bagiku maya dan nyata
adalah dua arah yang bersimpangan dan tak pernah ada titik temunya, itu menurut
konsep yang ku tau selama ini, tapi aku pun tak pernah manyangkal bahwa bumi
itu bulat jadi dipersimpangan manapun kita memulai akan akan bertemu kembali
ketempat yang pernah kita mulai, kata orang itulah takdir. Entahlah aku tak
pernah mempermasalahkan tentang itu, bagiku berbicara masalah takdir adalah
jawaban yang tak memerlukan Tanya. Tanpa Tanya ia akan tetap pada jawaban
terindahnya. Waktu yah hanya waktu yang menjadi perisai jawaban yang tak pernah
salah dan dipermasalahkan.
Terlalu
lama aku tertengun menatap baris kata yang tertera dilayar monitorku. Entahlah
yang jelas tak ada yang tahu tentang “teori kebetulan” disini. Yah itulah yang
kupikirkan. Kulirik daftar teman yang online malam ini, cukup banyak gumamku.
Dan ternyata nama “Fatih Abdullah” salah satunya, pantas cepat sekali ia
membalas pesanku. Namun kata-kata terakhirnya tak segera ku balas, entahlah apakah
aku tak bisa mengukir kata-kata indah seperti yang ia tulis, atau aku yang tak
berniat untuk membalasnya akupun tak tau, hatiku membisu, kelu bersama
dinginnya malam dan tatapan aneh layar monitorku yang tak pernah kutau
maknanya. Mataku sudah mulai berat bersama baris-baris kata diberanda
facebookku, kuputuskan untuk mengakhiri dunia mayaku, kumulai merajut
mimpi-mimpi untuk dunia nyataku. Malam pun larut bersama nyanyian sendu sahabat
malam dan music gemercik hujan. Kusiap menuju peraduan melepaskan penat dan
siap menyongsong harapan yang lebih baik esok pagi. ***