Entah kapan dan berawal darimana rasa itu tumbuh, aku tak ingat lagi.
Bertahun-tahun silam ku tahan rasa yang tak pernah bisa ku tebak
alurnya, misteri yang tak pernah bisa dipecahkan oleh teori dan argument
apapun. Rasa yang semakin hari semakin sesak mengisi ruang kosong dalam
hidupku. Dari waktu kewaktu ia seperti bom yang siap meledak dengan
ganasnya.
Sekuat tenaga ku tekan rasa itu hingga frekuensi terendah yang ku bisa,
namun rasa sakit menyiksaku, melumpuhkan setiap sendi-sendiku. Dalam
diamku sesalku merasuk, aku hanya manusia kecil yang tak punya kekuatan
apapun. Tertunduk lesu aku dalam diamku, Robb yang maha Rahman cintaku
untuk-Mu kini terbagi.
Aku sadar akan rasa yang salah itu, namun aku semakin tak terkendali.
Rasa itu semakin melekat kuat, ia begitu mengikat sulit untuk
kulepaskan. Kadang aku ragu, apakah itu cinta? Atau hanya nafsu yang
menjerumuskan? Entahlah..
Sebenernya aku tak begitu mengenal lelaki itu, meski ia bukan orang baru
dalam hidupku. Ia adalah lelaki masa kecilku. Bisa dibilang kakak ku.
Sekian lama waktu telah mendidiknya dengan baik dan beberapa tahun silam
tepatnya Idul Fitri 2009 ia hadir sebagai orang baru dalam kehidupanku.
Awalnya biasa, namun sosok barunya kini menjelma menjadi sosok yang
mengagumkan buatku. Berawal dari komunikasi beberapa menit ia mulai
mengenalku sebagai sosok gadis dewasa, bukan lagi adik kecilnya beberapa
tahun silam. Komunikasi berlanjut, meski tak terlalu lancar karena dari
situ rasa takut mulai menderaku. Hatiku mulai terasa aneh, ada getaran
lembut ketika mendengar namanya disebut, dan aku selalu berbunga-bunga
ketika membicarakannya. Rasa ini tak wajar untukku, dan ini pertama
kalinya bagiku. Aku tau itu cinta.
Dari situ aku mulai menghindar darinya, bahkan akupun tak punya
keberanian hanya untuk sekedar mengkangkat telfon darinya. Sebisa
mungkin aku mencoba menghilangkan rasa itu, Sakit sekali, semakin kuat
ku mencoba menghilangkannya semakin sakit pula rasanya. Aku takut pada
Robb ku. Aku hanya ingin jatuh cinta setelah menikah, dan cinta itu
hanya untuk suami yang kelak mendampingku. Aku ingin seperti Fatimah
yang mencintai Ali dalam diam hingga Allah menyatukannya.
Aku memang tak pernah bisa memungkiri rasa itu sebagai fitrahku, namun
menurutku waktu yang belum tepat untuk itu. Dan itulah yang membuat rasa
itu salah untukku. Komunikasiku dengannya pun terputus.
Sampai pada waktu itu bulan ramadhan tahun 2010 ia hadir kembali dalam
dunia mayaku, ia mulai menjadi temanku di situs jejaring sosial
facebook. Kumunikasipun terjalin kembali, rasa itu mulai tumbuh lagi,
semakin besar. Dan moment Idul fitri ini adalah puncaknya. Komunikasi
diantara kamipun semakin lancar, namun aku tetap membatasinya hingga
masih dalam taraf wajar karena aku hanya berkomunikasi lewat obrolan di
facebook. aku bingung dengan keadaan ini, aku bingung dengan perasaanku,
antara rasa takut dan senang. Meski hanya didunia maya namun itu sudah
cukup mengobrak abrik benteng pertahanan ku yang sudah kubangun dan ku
jaga selama ini.
Tahun 2012 silam kudengar kabar bahwasanya ia akan menikah dengan sorang
gadis, jujur sakit sekali rasanya, aku tak pernah merasakan sesakit
ini, namun aku senang kalau dia sudah menemukan jodohnya karena dengan
itu aku tak perlu risau lagi dengan perasaanku. Dan dari situ aku mulai
berusaha melupakan rasa itu, dan focus dengan studiku yang mulai
memasuki tingkat akhir ini.
Namun dari bulan kebulan kabar tentangnya akan menikah mulai lenyap
entah kemana hingga akhir tahun 2012 dan kini sampai memasuki tahun 2013
ia masih sendiri dan belum ada tanda-tanda untuk menikah.
Dan aneh nya denganku Setelah bertahun-tahun aku tetap mencintainya
dalam diamku, tak pernah berkurang sedikitpun rasa itu hingga detik ini.
Namun bagiku cinta dalam diamku tetap indah, karena rasa itu tetap utuh
tak tersentuh, cukup aku dan Robb ku yang tau. Dan aku percaya rencana
Allah itu indah. Aku tak pernah risau akan jodohku, karena aku percaya
hakikat jodoh itu bukan mencari tapi mempersiapkan. Mempersiapkan diri
untuk menjadi yang lebih baik, karena janji Allah benar wanita yang baik
hanya untuk lelaki yang baik. ***
Metro, Friday 22 March 2013 (02:58 AM)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar