Suatu hari nanti….
Aku ingin berhenti dari begadang nonton TV dan main game sampai larut 
malam. Agar aku tidak terlambat untuk shalat Shubuh seperti yang biasa 
aku lakukan. Ah… tapi nantilah kapan-kapan saja aku memulainya…
Suatu hari nanti….
Aku ingin berhenti dari mengawali hariku dengan mendengarkan lagu-lagu 
sampah yang haram. Berhenti dari mendengarkannya dengan earphone ketika 
berangkat sekolah, bekerja, atau ketika nongkrong. Aku ingin hari-hariku
 diisi dengan hanya mendengarkan bacaan Al Qur’an yang bisa membuatku 
menangis, serta pelajaran agama dari para ustadz yang membuat imanku 
bertambah. Ah… tapi nanti kapan-kapan saja aku memulainya…
Suatu hari nanti…
Aku ingin berhenti nongkrong di pinggir jalan dengan teman-teman yang 
kerjanya hanya merokok, mengumpat dengan kata-kata kasar, dan menggoda 
wanita.
Aku ingin datang ke masjid untuk shalat berjamaah, mendengarkan 
pengajian yang bisa menggetarkan hatiku. Aku ingin berkumpul bersama 
orang-orang shalih yang dari mulutnya sering keluar dzikrullah. Betapa 
sejuk sering mendengar subhanallah dan alhamdulillah.
Aku ingin berkumpul bersama mereka, yang bisa menasehati dalam 
kebaikan dan mengingatkanku untuk menjauhi keburukan. Berkumpul bersama 
mereka-mereka yang selalu menebar senyum dan berwajah cerah, yang 
optimis dalam menjalani hidup ini, karena memiliki harapan besar bahwa 
Allah akan membalas kebaikan bagi hamba-hambaNya yang bertakwa. Ah… tapi
 nanti kapan-kapan saja aku memulainya…
Suatu hari nanti….
Aku akan berhenti nongkrong dengan cewek-cewek di mall dan bioskop. 
Berhenti bergaul dengan wanita-wanita yang mengobral murah diri mereka 
dengan berpakaian minim. Aku akan berusaha menjadi lebih dewasa, menjadi
 lebih bertanggung jawab terhadap diriku sendiri.
Aku ingin memperbaiki agamaku, ingin rajin shalat dan berpuasa. Aku 
ingin mulai mengaji, belajar membaca Al Qur’an, belajar tauhid, aqidah, 
dan fiqh. Lalu aku akan melakukan pekerjaan yang halal, menikah dengan 
istri yang shalihah, dan insya Allah melahirkan putra-putri yang lucu 
dan shalih. Dan kami akan menjadi keluarga bahagia yang mengabdikan 
hidup kami demi dakwah dan beribadah kepada Allah. Ah… tapi nanti 
kapan-kapan saja aku memulainya…
Suatu hari nanti….
Ketika aku masih ingin berubah menjadi lebih baik… SUDAH TERLAMBAT!! 
Karena Allah telah mengutus malaikat maut untuk mencabut nyawaku dengan 
keras tanpa ampun. Allah telah memberiku umur berjam-jam, berhari-hari, 
bahkan bertahun-tahun. Namun aku tidak bisa memenuhi shalat 5 waktu 
dalam sehari! Syaithan telah membuatku malas melakukannya karena games, 
musik, dan wanita. Ketika malaikat maut datang pun aku masih berpikir, 
“Aku ingin berubah suatu hari, tapi tidak hari ini”
Aku telah kehabisan waktu. Apakah malaikat maut datang ketika aku sebagai orang yang banyak bermaksiat? Jika ya, celakalah aku!!
Ketahuilah saudaraku, ketika kita mati nanti, akan datang beberapa 
malaikat. Sikap mereka akan bergantung pada amal kita ketika hidup. Jika
 seorang hamba bertakwa kepada Allah, berpaham akidah islam yang benar, 
maka akan datang malaikat dengan wajah putih laksana mentari, yang 
mencabut ruhnya dengan lembut. Ruh tersebut semerbak harumnya. Lalu ruh 
tersebut dibawa ke langit dunia, dibukakan pintu langit untuknya, lalu 
terus dia dibawa naik hingga langit ketujuh.
Lalu Allah memerintahkan untuk mengembalikan ruh tersebut ke jasadnya
 yang dikubur di dalam tanah. Lalu ia didatangi dua malaikat yang sangat
 keras hardikannya, keduanya menghardiknya, mendudukannya, lalu 
menanyakan padanya, “Siapa Rabbmu?” Ia menjawab, “Rabbku adalah Allah 
Subhanahu wa Ta’ala.” Ditanya lagi, “Apa agamamu?” “Agamaku Islam”, 
jawabnya. “Siapakah lelaki yang diutus di tengah kalian?” tanya dua 
malaikat lagi. “Dia adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam,” 
jawabnya. “Apa amalmu?” pertanyaan berikutnya. “Aku membaca kitabullah, 
lalu aku beriman dan membenarkannya”, jawabnya. Terdengarlah suara 
penyeru dari langit yang menyerukan, “Telah benar hamba-Ku. Maka 
bentangkanlah untuknya permadani dari surga. Pakaikanlah ia pakaian dari
 surga, dan bukakan untuknya sebuah pintu ke surga!”
Namun jika seorang hamba banyak bermaksiat kepada Allah, tidak 
meyakini akidah Islam dengan benar, maka akan datang malaikat yang 
keras, kaku, dan berwajah hitam, yang mencabut ruhnya dengan kasar. Ruh 
tersebut memiliki bau paling busuk yang pernah ada di muka bumi. Lalu 
ruh tersebut dibawa ke langit dunia, namun setibanya di pintu langit 
dunia, ruh tersebut ditolak masuk.
Allah lalu memerintahkan untuk melemparkan begitu saja ruhnya yang 
busuk itu ke dalam jasadnya yang dikubur dalam tanah. Lalu ia didatangi 
dua malaikat yang sangat keras hardikannya. Keduanya menghardiknya, 
mendudukkannya, dan menanyakan kepadanya, “Siapakah Rabbmu?”. Ia 
menjawab, “Hah… hah… Aku tidak tahu,” jawabnya. “Siapakah lelaki yang 
diutus di tengah kalian?” tanya dua malaikat lagi. Kembali ia menjawab, 
“Hah… hah… aku tidak tahu.” “Telah dusta orang itu. Maka bentangkanlah 
untuknya hamparan dari neraka dan bukakan untuknya sebuah pintu ke 
neraka!”
Begitulah saudaraku, hidup ini adalah pilihan. Kita bisa memilih 
menjadi orang baik maupun buruk. Segera menjadi baik atau terlambat 
menyesalinya. Segeralah berubah, segeralah bertaubat kepada Allah 
Subhanahu wa Ta’ala. Allah Subhanahu wa Ta’ala akan mengampuni semua 
dosa-dosa.
“Belum datangkah waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk
 hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun 
(kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang 
sebelumnya telah diturunkan Al kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa
 yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan
 di antara mereka adalah orang-orang yang fasik.” (Q.S. Al Hadid: 16) 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar