Selasa, 15 Januari 2013

Pesan Pertama


#Lanjutan Cerpenku..
Sesuai dengan rencana awal malam itu setelah selesai sholat isha dan sepulangnya niki dari kamarku dengan segudang pertanyaan yang berkecamuk dibenaknya yang membuatku tersenyum, entah senyum apa tak bisa kujelaskan disini, kasihan? Ah ia tak perlu dikasihani, karena ini soal pilihan jadi aku tak bisa mengklaim bahwa ini benar atau salah.  Senyum lucu? Tak ada yang lucu disini karena ini masalh hati. Ah entahlah aku tak tau.
Perlahan ku buka laptop kesayanganku, yang sudah 3 tahun ini masih setia menemaniku tanpa ada keluhan, marah, atau tangis yang ia tampakan kepadaku. Benda kesayanganku itu begitu berjasa bagiku. Dengan berpasangan dengan modemku kini ku siap memasuki dunia maya yang kata orang dunia terindah dengan berbagai fasilitas dan life style yang wah. Google yang baik, yahoo yang bersahabat dan berbagai fasilitas lainnya yang ditawarkan secara apik disana.  Kini ku mulai search tentang referensi-referensi yang aku butuhkan dalam penulisan tugas akhirku. Lama aku berkutat dengan tulisan-tulisan dari berbagai sumber yang aku temukan. Rasa bosan mulai menjalar dan kurasa referensi yang kutemukan sudah cukup untuk bahan penambahan kajian pustaka tugas akhirku.
Kulirik jam yang tampil dilayar monitor laptop ku sudah menunjukan pukul 08.34 WIB. Ah masih ada waktu beberapa saat untuk membuka E-mail dan jejaring sosial facebook pikirku. Sudah lama sekali aku tak membuka jejaring sosial miliku itu, entahlah kapan aku terakhir membukanya aku tak ingat lagi.  Setelah ku masuk diberanda facebook ku, kulihat ada beberapa pemberitahuan, pesan dan juga permintaan pertemanan. Pertama yang kubuka adalah inbox ku. Kulihat satu persatu, yang kebanyakan disitu dari sahabat-sahabatku menanyakan kabar, undangan acara organisasi kampus, sampai dengan sapaan salam kenal dari sahabat baruku didunia maya. Ku balas pesan satu persatu, sampai kursorku berhenti disalah satu pesan dari orang yang menurutku asing, karena di dunia nyataku aku tak pernah mengenal nama itu. Fatih Abdullah, begitulah nama yang tertulis Account facebook miliknya. Keklik pesan darinya, perlahan mulai terbuka.
Fatih Abdullah: Assalamualaikum. Dunia maya yang baik selalu menyambungkan tali silaturahim, untuk sahabat baru ataupun yang lama tak bertemu. Semoga bisa saling berbagi ilmu disini. Salam kenal dari Fatih.
Aku tak tau siapa itu Fatih, dan semua tentantangnya, yang ku tau saat itu adalah seorang sahabat dunia maya yang tinggal dibelahan bumi yang tak pernah terjamah oleh jangkauan fikiranku, dan memang tak penting untuk ku tau. Namun berbagi ilmu dengannya tak ada yang salah menurutku. Tapi entah apa yang ku fikirkan menyebut nama “Fatih Abdullah” menurutku ada sesuatu yang tak terlukiskan. Ahh terlalu berlebihan menurutku, sebuah imajinasi yang menghantarkanku pada sejarah. Yah keyakinanku mulai kuat, bagaimana aku tak terlalu dekat dengan nama itu, jika kedua nama itu adalah nama orang yang berjasa bagi agamaku. “Fatih” ya nama itu diambil dari seorang ksatria penakluk konstatinopel yaitu “Muhammad Al Fatih” dan “Abdullah” adalah paman Nabi Muhammad SAW. Ahh sudahlahlah apa yang aku fikirkan terlalu jauh, this is not real, Ulya. Ini hanya dunia maya, siapa saja bisa masuk kesini. Lalu ku klik replay pada pesan Fatih Abdullah.
Milatul Ulya: Waalaikum salam. Terlalu luas ilmu itu agar kita saling berbagi. Salam kenal kembali.  Ulya.
            Beberapa detik kemudian..
Faith Abdullah: Terima kasih. Semoga setitik air bisa sedikit membasahi gersangnya gurun pasir dan tandusnya tanah yang menyemai hijaunya tanam. J
Aku tertengun ketika melihat layar monitorku menampilkan pesan balasan dari Fatih Abdullah. Susunan kata yang rapi, singkat namun mempunyai makna yang dalam. Kubaca berlulang-ulang barisan kata itu, dari gaya bahasanya seperti tak asing bagiku, seperti ku menemukan seorang didalamnya.  Orang yang kukenal? Siapa? Sahabatku? Ah pertanyaan itu tak sukses ku jawab. Namun yang ku tau dunia maya tak akan menjadi nyata untukku. Disini ku hanya bisa berimajinasi dengan apa yang tak pernah bisa kulakukan didunia nyataku. Ekspresi dari berbagai bait kata yang terpampang didinding yang tak pernah orang tau apa misteri dibaliknya. Ada perisai yang kuat antara mayaku dan nyataku seperti hati dan logikaku yang tak pernah sejalan. Bagiku dunia mayaku wajah yang tak pernah jujur pada cerminnya, orang tak akan bisa mengenalinya hanya lewat dunia maya. Bagiku maya dan nyata adalah dua arah yang bersimpangan dan tak pernah ada titik temunya, itu menurut konsep yang ku tau selama ini, tapi aku pun tak pernah manyangkal bahwa bumi itu bulat jadi dipersimpangan manapun kita memulai akan akan bertemu kembali ketempat yang pernah kita mulai, kata orang itulah takdir. Entahlah aku tak pernah mempermasalahkan tentang itu, bagiku berbicara masalah takdir adalah jawaban yang tak memerlukan Tanya. Tanpa Tanya ia akan tetap pada jawaban terindahnya. Waktu yah hanya waktu yang menjadi perisai jawaban yang tak pernah salah dan dipermasalahkan.
Terlalu lama aku tertengun menatap baris kata yang tertera dilayar monitorku. Entahlah yang jelas tak ada yang tahu tentang “teori kebetulan” disini. Yah itulah yang kupikirkan. Kulirik daftar teman yang online malam ini, cukup banyak gumamku. Dan ternyata nama “Fatih Abdullah” salah satunya, pantas cepat sekali ia membalas pesanku. Namun kata-kata terakhirnya tak segera ku balas, entahlah apakah aku tak bisa mengukir kata-kata indah seperti yang ia tulis, atau aku yang tak berniat untuk membalasnya akupun tak tau, hatiku membisu, kelu bersama dinginnya malam dan tatapan aneh layar monitorku yang tak pernah kutau maknanya. Mataku sudah mulai berat bersama baris-baris kata diberanda facebookku, kuputuskan untuk mengakhiri dunia mayaku, kumulai merajut mimpi-mimpi untuk dunia nyataku. Malam pun larut bersama nyanyian sendu sahabat malam dan music gemercik hujan. Kusiap menuju peraduan melepaskan penat dan siap menyongsong harapan yang lebih baik esok pagi. ***

Minggu, 13 Januari 2013

Rindu yang Membeku


Di batas kota malam….
Tergambar sosok tampan yg entah dimana adanya..
Jauh ku pandang ,,, seraut wajah yg hanya fatamorgana…
Ku tuliskan butiran kata…
Pada sepucuk lembaran kertas putih…
Dan ku curahkan rasa yng terpendam …
Kerinduan yang tak kunjung meredam…
Kerinduan yang tak jua tersalurkan,,,
Kini menghantui setiap mata kan terpejam…
Di kota ini aku sendirian menahan kerinduan..
Membasuh luka yang datang dg tiba- tiba..
Aku dilema,,,
Karnamu yang slalu menyulutkan kerinduan..
Karnamu yng tak jua sirna dari fikiran….
Semkin ku lari,,,
Semakin kencang rasa itu mengejar langkah ini…

Dimana sang surya kan terang menyejukan….
Dimana malam kan terasa kehangtan …
Jika semua hanya gurauan,,